16 Juni 2011

Dokter Kecil, Agen Perubahan untuk Hidup Bersih & Sehat

TP UKS Kecamatan Nusawungu pada tanggal 15 – 16 Juni 20011 mengadakan  pelatihan dokter kecil yang diikuti oleh 122 siswa siswa SD/MI.
Drs. H. Warsidi, Msi selaku Camat Nusawungu dalam sambutan pembukaan menyampaikan pentingnya pembudayaan hidup bersih dan sehat sejak usia dini. Pelathan dokter kecil ini sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan generasi dan lingkungan yang sehat.

Selanjutnya Drs. H. Warsidi, Msi menyampaikan bahwa kolaborasi penggerakkan pembangunan antara sektor pendidikan dan kesehatan  melalui pelatihan dokter kecil ini sebagai salah satu implementasi program  Bangga Mbangun Desa melalui penguatan  pilar pendidikan dan kesehatan.

“Proses pendidikan di sekolah tidak hanya melahirkan generasi pintar, akan tetapi juga disertai dengan sehat jasmani dan rohaninya. Sekolah dan lingkungan yang sehat, serta anak didik yang cerdas merupakan  kebanggaan kita semua” papar camat

Tak dapat dibantah bahwa aspek kesehatan sangat penting dalam kehidupan, termasuk dalam keberlangsungan proses pendidikan. Bila kondisi peserta didik tidak sehat, dampaknya aktivitas belajar pun menjadi terhambat. Sebaliknya pula, jika kondisi kesehatan peserta didik terjaga dengan baik maka pembelajaran akan berlangsung secara baik pula karena para siswa secara optimal mampu menyerap ilmu pengetahuan.

Selain itu, dapat dikatakan bahwa antara pendidikan dan kesehatan memiliki hubungan dan  berkaitan. Kesehatan merupakan prasyarat utama agar upaya pendidikan berhasil. Sebaliknya pendidikan yang diperoleh akan sangat mendukung tercapainya peningkatan status kesehatan seseorang. Pendek kata, sehat atau tidaknya lingkungan sekolah akan berdampak pada tinggi atau rendahnya efektivitas pembelajaran, absensi siswa, dan derajat kesehatan siswa.
Institusi sekolah sebagai lingkungan pendidikan formal, dipercaya akan membentuk perilaku dan pola pikir peserta didik. Sehingga untuk menanamkan perilaku hidup bersih dan sehat di kalangan siswa, maka mutlak untuk dilakukan sejak dini. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mencanangkan konsep sekolah sehat atau Health Promoting School. Program sekolah sehat itu menitikberatkan pada upaya promotif,  preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam meningkatkan derajat kesehatan peserta didiknya.


Masalah kesehatan yang dihadapi oleh siswa sangat kompleks dan bervariasi sehingga pembiasaan hidup sehat  harus disesuaikan  dengan tingkatan usia. Pada anak usia TK/SD berkaitan dengan kebersihan perorangan seperti gosok gigi, kebiasaan cuci tangan, serta kebersihan kuku dan rambut.
Siapapun sepakat bahwa anak sekolah perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi kesehatannya. Pembiasaan perilaku sehat di kalangan anak sekolah akan membentuk mereka untuk memiliki kemampuan dan kemandirian dalam mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan hidup sehat di lingkungan keluarga dan masyarakat.  Pengembangan program sekolah sehat harus terus diperluas, tak hanya cukup dalam bentuk perlombaan antarsekolah yang bersifat seremonial dan tak berkelanjutan.

Salah satu upaya mewujudkan generasi sehat adalah dengan  Pelatihan dokter kecil  yang bertujuan memberikan sosialisasi dan edukasi sejak dini mengenai pentingnya menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).

Pembangunan kesehatan ke depan diarahkan pada peningkatan upaya promotif dan preventif. Salah satu upayanya adalah dengan melaksanakan edukasi bagaimana mempraktikkan PHBS kepada generasi muda, seperti mencuci tangan dengan sabun, menjaga kesehatan gigi, memelihara kebersihan lingkungan dan berbagai hal sederhana lainnya yang mudah dipahami dan dipraktikkan sehari-hari dan dapat diterapkan sejak usia dini.

Satu kegiatan utama preventif yang diupayakan pemerintah adalah Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dengan salah satu pesertanya adalah Dokter Kecil. Kegiatan ini ditetapkan melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri, yaitu Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri (3 September 1989).
 
Dokter Kecil adalah siswa yang memenuhi syarat dan terlatih untuk melaksanakan sebagian usaha pemeliharaan dan peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga, dan lingkungan sekolah agar siswa dapat menjadi penggerak hidup sehat di sekolah, di rumah dan lingkungannya untuk hidup lebih sehat.

Dokter Kecil merupakan ujung tombak dari program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) untuk memperhatikan kesehatan anak sekolah. Komunitas Dokter Kecil telah terbukti dapat menjadi agen perubah dalam menggerakkan budaya hidup sehat di komunitas sekelilingnya (UNICEF Indonesia)  

Melalui program revitalisasi Dokter Kecil sosialisasi budaya PHBS akan dapat dilaksanakan secara efektif, karena anak akan menjadi agent of change bagi dirinya, lingkungan sekolahnya, dan keluarganya.

09 Juni 2011

Bangga mbangun desa sehat

Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis penyelenggaraan pembangunan kesehatan di wilayah kecamatan mempunyai 3 fungsi : (1) Sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, yaitu berupaya menggerakkan dan memantau agar semua kegiatan pembangunan berorientasi pada peningkatan kesehatan masyarakat atau setidaknya pembangunan yang dilaksanakan tidak menimbulkan dampak buruk terhadap kesehatan masyarakat.
(2) Sebagai pusat pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, yaitu berupaya meningkatkan pengetahuan perorangan, kelompok dan masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah,
merencanakan dan melakukan
pemecahan masalah kesehatan dengan memanfaatkan
potensi setempat dan sarana yang ada, sehingga dapat terbentuk perilaku hidup bersih dan sehat di masyarakat (3) Sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama, yaitu pusat pelayanan kesehatan dasar yang dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan.
Dengan demikian fungsi puskesmas tidak hanya bersifat menyembuhkan orang sakit, tetapi juga menekankan pada program yang bersifat meningkatkan dan memelihara kesehatan serta pencegahan penyakit.

Salah satu prioritas pembangunan kesehatan tahun 2010 – 2014 adalah Peningkatan kesehatan ibu, bayi, balita dan Keluarga Berencana (KB)

Program ini menjadi prioritas karena sejak tahun 1990 upaya meningkatkan kualitas dan akses pelayanan kesehatan ibu dan bayi untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi belum dapat turun secara berarti. Padahal tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi  ini,merupakan gambaran keberhasilan pembangunan di semua sektor, semakin rendah AKI dan AKB berarti semakin nyata keberhasilan pembangunan di suatu wilayah, begitu sebaliknya.  
Di Kabupaten Cilacap, jumlah kematian ibu dari selama 10 tahun ke belakang, antara 34 s.d. 44 kasus dari sekitar 30.000 KH. Bisa diartikan  setidaknya terdapat 1 – 2 kasus kematian ibu dalam setiap 1.000 KH.

Demikian juga Kecamatan Nusawungu, dalam 1 dekade ini setidaknya terdapat 1 – 3 kematian ibu setiap tahunnya.

Target yang ingin dicapai Kabupaten Cilacap pada tahun 2015 adalah menurunkan angka kematian ibu sampai dengan 15 kasus saja dalam 1 tahun, dengan demikian setiap kecamatan, termasuk Nusawungu diharapkan dalam 2 – 3 tahun berturut-turut tidak terjadi kematian ibu.

Menjaga dan mengendalikan agar dalam 2 – 3 tahun di Kecamatan Nusawungu tidak terjadi kematian ibu, bukan merupakan hal yang mudah, terbukti tahun-tahun yang lalu masih saja ada kasus kematian ibu.

Namun demikian, menurunkan angka kematian ibu juga bukan sesuatu yang mustahil diwujudkan. Dengan koordinasi dan kerjasama semua pihak, niscaya penurunan angka kematian ibu dapat ditekan serendah-rendahnya.
Pihak pemberi pelayanan kesehatan akan menyediakan sarana pelayanan kesehatan yang berkualitas, merata dan terjangkau, termasuk pelayanan KB yang berkualitas.
 Pihak masyarakat diharapkan mampu berperilaku sehat dan sadar gizi serta mau memanfaatkan fasilitas kesehatan yang tersedia. Disamping itu harus terdapat dukungan dalam pembiayaan kesehatan.

Berkaitan dengan hal tersebut, mulai tahun 2011 ini pemerintah meluncurkan Program Jaminan Persalinan, yaitu jaminan bagi seluruh masyarakat, baik keluarga mampu maupun tidak mampu (kecuali yang mempunyai jaminan kesehatan seperti Askes PNS, Jamsostek dan sejenisnya) berupa pembebasan biaya pemeriksaan kehamilan sebanyak 4 kali, persalinan termasuk obat dan bahan medis habis pakai, pemeriksaan kesehatan ibu nifas dan bayi baru lahir, serta pelayanan kontrasepsi pasca nifas. Program ini berlaku bila ibu hamil atau ibu bersalin memanfaatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas, Puskesmas Pembantu, PKD yang memenuhi syarat, dan Bidan Praktik yang terikat Perjanjian Kerja Sama dengan Pengelola Program Jaminan Persalinan Kabupaten, serta RS kelas III pemerintah maupun swasta yang juga terikat Perjanjian Kerja Sama dengan Pengelola Program Jaminan Persalinan.
Namun perlu diketahui, ada beberapa hal yang tidak dijamin pembiayaannya oleh program ini, antara lain biaya transport dari rumah tempat tinggal ibu hamil ke sarana pelayanan kesehatan, biaya perlengkapan persalinan bagi ibu dan perlengkapan bayi, dan biaya administrasi persyaratan klaim (seperti fotocopy KTP, surat rujukan, buku KIA dan sejenisnya). Disamping itu persalinan yang tidak dilakukan di fasilitas kesehatan (atau persalinan yang sengaja maupun tidak sengaja dilakukan di rumah tempat tinggal ibu bersalin) juga tidak dijamin oleh program ini. Dalam hal ini, maka semua biaya ditanggung oleh pasien / keluarga..
Perlu juga diketahui bahwa bagi masyarakat mampu boleh menolak atau tidak menggunakan jaminan persalinan ini, artinya seluruh pembiayaannya ditanggung sendiri oleh pasien atau keluarganya.

Selain program jaminan persalinan tersebut diatas, pada tahun 2011 ini Kabupaten Cilacap secara khusus melaksanakan pendataan calon peserta Jaminan Kesehatan Daerah (jamkesda), yaitu mendata semua keluarga tidak mampu beserta anggotanya yang belum tercover dalam quota jamkesmas 2011.
Mekanisme, petunjuk dan tatalaksana teknis pendataan ini telah kami sampaikan dalam pertemuan sekdes minggu kemarin, kemudian disusuli dengan surat resmi ke pemerintahan desa.

Dengan pendataan ini diharapkan semua keluarga tidak mampu akan mendapat jaminan kesehatan atau asuransi kesehatan yang pembiayaan preminya ditanggung pemerintah.
Hal ini merupakan langkah awal untuk mewujudkan jaminan kesehatan bagi seluruh masyarakat pada tahun 2014. Sebagaimana kita ketahui  bagi PNS termasuk perangkat desa dan pekerja formal lainnya telah mempunyai ASKES mapun jamsostek yang premi asuransinya dibayar dari pemotongan gaji masing-masing.

Dengan demikian maka tinggal kelaurga mampu dan keluarga kaya yang dihimbau agar memiliki asuransi atau jaminan kesehatan dimana preminya ditanggung sendiri oleh keluarga tersebut.
Bila demikian, maka apa yang menjadi tujuan kementerian kesehatan mewujudkan jaminan kesehatan bagi seluruh masyarakat indonesia dapat terwujud, sehingga nantinya  masyarakat yang sakit dan memanfaatkan pelayanan kesehatan tidak lagi membawa, menyiapkan dan membayarkan biaya pelayanan kesehatan secara langsung. Hal seperti inilah yang sudah dilaksanakan di negara-negara maju dalam hal pembiayaan kesehatan.

Marilah kita bekerja sama dan sama-sama bekerja sesuai dengan bidang dan kompetensinya masing-masing.
Puskesmas akan terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat.
Masyarakat dan tokoh masyarakat diharapkan dapat berperan aktif dalam sosialisasi dan mendukung program pembangunan kesehatan dengan menggali potensi yang ada.
Marilah kita optimalkan fungsi dan peran sistem yang selama ini telah ada di desa, seperti Satgas GSI desa, Organisasi Desa Siaga, FKD, Organisasi Posyandu, PKD dan lain-lain. Revitalisasi sistem ini akan mendorong semakin majunya pembangunan kesehatan di desa, ditandai dengan menurunnya angka kesakitan, menurunnya angka kematian ibu dan bayi, serta meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat masyarakat.
Jadikan keberhasilan pembangunan kesehatan di desa ini sebagai suatu kebanggaan dalam membangun desa.
Bangga jika desa kita bersih
Bangga jika desa kita sehat
Bangga jika semua ibu bersalin di desa dapat melahirkan dengan sehat selamat
Bangga jika di desa kita tidak ada lagi gizi buruk
Bangga jika di desa semua balita rajin ke posyandu
Bangga mbangun desa